Taylor Swift (lahir 13 December 1989), usianya masih tergolong remaja saat mulai terjun ke dunia musik. Tidak seperti Justin Biebers yang ngetop lewat video di Youtube, Taylor Swift harus berjuang keras meyakinkan orang-orang bahwa dirinya bisa menjadi penyanyi yang diminati penikmat musik dan menguntungkan bagi produser. Betapa tidak, jenis musik yang dipilih oleh Taylor Swift, yaitu country, bukanlah jenis musik yang diminati oleh remaja.
Kebanyakan remaja lebih cenderung menyukai musik pop, rap, R&B, rock, dan paduan dari ketiganya. Musik country lebih pas di telinga orang dewasa, begitulah mitos bercerita. Tapi ternyata tidak demikian, Taylor Swift berhasil membuktikan bahwa mitos itu salah. Terbukti, begitu hit single pertamanya diluncurkan, para remajalah yang pertama kali menjadi fans lagunya. Tidak hanya itu, ia juga berhasil meraih simpati dari penikmat musik country usia dewasa dan tentunya berhasil membuktikan bahwa produsernya berhasil meraih keuntungan yang cukup “wah.” Prestasinya ia buktikan dengan menyabet penghargaan musik seperti American Grammy untuk singer-songwriting, Academy of Country Music Awards, American Music Awards, dan masih banyak lagi.
Saat diwawancara oleh THS (True Hollywood Story), produser musik Taylor Swift, Nathan Chapman, mengaku bahwa begitu rekan-rekan sesama produser tahu dia berniat untuk menerbitkan seorang penyanyi country remaja berusia belasan tahun, banyak diantara mereka yang langsung menghapus namanya dari daftar jejaring kerja bahkan dari buku telepon. Sekarang, giliran sang produser yang bisa dengan leluasa menghapus mereka.
Mengapa Taylor Swift bisa berhasil di dunia musik, mengingat usianya yang masih sangat muda dan jenis musik yang diusungnya terbilang tidak umum? Ada beberapa alasan yang masuk akal. Tentunya selain karena ia cantik, menarik, rendah hati, lagu-lagu yang ia ciptakan sendiri juga sangat mencerminkan kehidupan seorang remaja perempuan. Musik country memang terkenal dengan lirik-lirik menyentuh yang sederhana, tidak terlalu puitis, dan sangat mencerminkan kehidupan sehari-hari si penyanyi atau penciptanya.
Taylor Swift berhasil menggubah syair-syair sederhana dalam lagu-lagunya yang berhasil menyentuh perasaan pendengarnya.
Bagaimana lirik-lirik lagunya bisa sangat menyentuh dan pendengar bisa dengan mudah terhubung secara emosi dengan lagu-lagunya? Jawabannya sederhana, karena semua lagu yang diciptakan oleh Taylor Swift adalah CURHATAN pribadinya, terutama curhat masalah percintaannya. Dalam sebuah wawancara di koran Inggris the Daily Mirror, Taylor Swift mengaku bahwa setiap kali dia putus cinta dengan pacarnya, dia akan mengungkapkan sakit hatinya lewat lagu yang ia tulis.
Jika sang mantan terbilang “jahat” dan sangat menyakiti perasaannya, ia akan membalas dendam lewat lagu. Lebih lanjut lagi, Taylor Swift juga mengaku bahwa jika pendengar menyimak lagu-lagunya, sama saja dengan membaca buku hariannya.
Sebut saja lagu Forever and Always. berikut penggalan syairnya :
And I stare at the phone, he still hasn't called
And then you feel so low, you can't feel nothing at all
And you flashback to when he said, forever and always
And it rains in your bedroom, everything is wrong
It rains when you're here and it rains when you're gone
'Cause I was there when you said forever and always
Lagu tersebut ditulis berdasarkan pengalamannya berhubungan dengan Joe Jonas (personil grup band the Jonas Brothers). Uniknya, Taylor tidak pernah menampik jika ditanya kebenaran mengenai kemungkinan lagu-lagunya ditulis untuk mantannya. Suatu saat ketika ia mengisi acara SNL (Saturday Night Life) tidak tanggung-tanggung ia menyanyikan sebuah lagu dengan lirik yang ia tujukan kepada mantannya, Joe Jonas, seperti dikutip oleh Wikipedia berikut ini: “You might think I’d bring up Joe, that guy who broke up with me on the phone/ Hey, Joe, I’m doing real well, tonight I’m hosting ‘SNL’.” Begitu mendengar lirik ini, penonton (termasuk saya) langsung kaget. Ternyata Taylor Swift sangat konfrontasional dan pemberani. Siapa yang tidak marah dan sakit hati jika diputuskan lewat TELEPON? Meskipun masa-masa pacaran sudah lewat, saya bisa merasakan sakitnya :).
Taylor Swift dan Joe Jonas, hubungannya yang ini paling banyak dipublikasikan. Sumber: aneshardelia.blogspot.com
Ada juga lagu lainnya yang berjudul “Fifteen.” Lagu ini menceritakan pengalamannya saat berusia 15 tahun, bagaimana ia berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah, bagaimana ia menjalani kehidupannya saat usia itu, juga bercerita mengenai “gesekan” emosi antara dirinya dan beberapa anggota cheerleaders di sekolahnya. Ah, balas dendam lagi :)
Lagu terbarunya yang berjudul Back to December begitu indah ia lantunkan dan begitu enak didengar. Sebagai salah satu penggemar Taylor Swift yang juga gemar menonton acara gosip seperti Enews (dengan alasan untuk memperlancar Bahasa Inggris), saya bisa menebak bahwa lagu tersebut ia tujukan untuk mantan kekasihnya yang terakhir, yaitu Jake Gyllenhaal. Sekedar informasi, Jake Gyllenhaal adalah seorang aktor muda berbakat yang telah membintangi banyak film termasuk yang terbaru yaitu Love and Other Drugs bersama dengan Anne Hathaway. Taylor dan Jake terlihat mulai dekat sejak sekitar bulan Oktober (fall), dan kabarnya sudah kenal sejak musim panas (summer). Sayangnya, setelah bulan Desember, pasangan yang terlihat sangat serasi itu sudah tidak terdengar lagi kabarnya, dan akhirnya merekapun dinyatakan resmi putus. Alasan saya memberikan terjemahan untuk menekankan betapa kisah cintanya tercermin dalam lagu ini. berikut liriknya :
Back To December lyrics
Songwriters: Swift, Taylor;
Songwriters: Swift, Taylor;
I’m so glad you made time to see me
How’s life? Tell me, how’s your family?
I haven’t seen them in a while
How’s life? Tell me, how’s your family?
I haven’t seen them in a while
You’ve been good, busier than ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why
Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I’m sorry for that night
And I go back to December all the time
Standing in front of you, saying I’m sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain’t nothing but missing you
Wishing I’d realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time
Wishing I’d realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time
These days, I haven’t been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn’t call
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn’t call
Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall
And then the cold came, the dark days
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I’m sorry for that night
And I go back to December all the time
Standing in front of you, saying I’m sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain’t nothing but missing you
Wishing I’d realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time
Wishing I’d realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time
I miss your tan skin, your sweet smile
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I’d love you right
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I’d love you right
I’d go back in time and change it, but I can’t
So if the chain is on your door, I understand
So if the chain is on your door, I understand
This is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I’m sorry for that night
And I go back to December
Standing in front of you, saying I’m sorry for that night
And I go back to December
It turns out freedom ain’t nothing but missing you
Wishing I’d realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time, all the time
Wishing I’d realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time, all the time
Lagu ini menunjukkan sepertinya Taylor Swift masih memendam perasaan untuk Jake, jadi penasaran reaksi Jake setelah mendengar lagu ini :D
Masih banyak lagu-lagu lainnya yang sebagian jelas-jelas mengandung nama orang yang ia tuju, sebagian lagi mengandung cerita tentang dirnya dan seseorang yang membuatnya terinspirasi membuat lagu tersebut, atau pengalamannya sendiri yang tidak ada hubungannya dengan mantan pacar. Yang jelas, benar seperti kata Taylor Swift sendiri, lagu-lagunya adalah buku hariannya.
Mungkin keberaniannya dan ke”frontal”an-nya sedikit kontroversial. Ada yang setuju dan suka, dan tentu ada juga yang tidak setuju dan tidak suka. Dengan mengesampingkan kontroversi itu, kita bisa belajar banyak hal dari Taylor Swift. Semangatnya, kerja kerasnya, dan kerendahan hatinya (terbukti bahwa ia terkenal sangat baik pada penggemarnya. Suatu saat ia pernah jumpa penggemar selama berjam-jam dan berusaha untuk melayani antrian penggemar yang ingin meminta tanda tangan, berfoto atau memeluknya).
Ada satu bakat dari Taylor Swift yang bagi saya pribadi sangat patut dicontoh, yaitu kemampuannya untuk menyalurkan emosi, rasa sakit hati, rasa sedih, bahagia, sentimentaliti, bahkan dendamnya pada lagu-lagunya, sehingga alih-alih menangis dan marah-marah tidak jelas, ia malah berkarya dengan emosinya. Jika saja saya, apalagi para remaja yang tentu di usia mereka sedang sangat larut dalam dunia percintaan dan persahabatan yang penuh konflik, bisa seperti Taylor Swift, menyalurkan emosinya pada hal-hal yang bermanfaat, tidak harus lagu tentunya, alangkah hebatnya.
Four Thumbs up untuk Taylor Swift! ;)
Vena ;)
0 comments:
Posting Komentar